UNJ dan Disabilitas
Oleh : Yusinta Meilani
Universitas Negeri Jakarta atau yang disingkat UNJ
yang dikenal pula dengan nama kampus pendidikan merupakan universitas yang
menerima mahasiswa berkebutuhan khusus. Untuk angkatan 2016 sendiri terdapat dua mahasiswa disabilitas, yakni Suffa
disabilitas netra dan Irbah disabilitas rungu. Sejak dulu UNJ memang menerima mahasiswa berkebutuhan
khusus, beberapa yang diketahui adalah Pak Dimyati, S.Pd alumni UNJ yang
sekarang menjadi guru anak
tunarungu dan juga seorang penyandang tunarungu mengajar di SLB/B Santi Rama dan sering menjadi pembicara di
UNJ seputar disabilitas, teman disabilitas netra seangkatan
kuliah Pak Indra Jaya, salah
satu dosen Pendidikan Luar Biasa di UNJ yang diceritakan olehnya saat acara DISLEKSIA yang diselenggarakan BEMP
PLB, Pak Taufik disabilitas netra yang bahkan sudah selesai S2 di Australia,
angkatan 2011 Pendidikan Luar Biasa penyandang disabilitas netra yang sempat
bertemu di Masjid Nurul Irfan, dan beberapa orang dari prodi lain seperti
Pendidikan Luar Sekolah, Ilmu Keolahragaan, Tata Boga dan lainnya. Ini
membuktikan bahwasanya Universitas Negeri Jakarta tidak membeda-bedakan orang
yang ingin kuliah disana.
Semenjak menjadi mahasiswa baru sekitar 2 bulan,
saya menemukan beberapa gedung sudah menggunakan ramp, yaitu aksesibilitas berupa jalur khusus penyandang
disabilitas, tulisan Braille
pada tombol lift dan pintu, dan suara
di dalam lift, adanya guiding block di trotoar sebelum masuk
UNJ. Walaupun belum sepenuhnya, tetapi Universitas Negeri Jakarta sudah
memenuhi 20% pelayanan khusus disabilitas khususnya dibidang lingkungan. Karena
selain sektor lingkungan, pelayanan kebutuhan khusus untuk disabilitas juga
di sektor akademik dan sektor sosial.
Untuk sektor akademik, Universitas Negeri Jakarta
menyediakan ruang diskusi dan belajar untuk disabilitas yang dinamakan
Disabilitas Corner yang terletak di UPT Perpustakaan UNJ. Disana para penyandang
disabilitas bisa mendapatkan beragam informasi untuk memudahkan mereka dalam
menyusun skripsi atau sekadar mencari informasi materi pembelajaran. Namun, kekurangannya adalah kurangnya
aksesibiltas menuju tempat tersebut, baru hanya ada tulisan Braille disetiap tombol lift.
Pada sektor sosial, para mahasiswa disabilitas
tidak mendapatkan perlakuan diskriminatif, baik dari mahasiswa, dosen, pegawai
TU, petugas kebersihan dan pedagang. Pandangan mahasiswa lain ketika melihat
mahasiswa disabilitas sangatlah datar. Datar disini berarti bermacam-macam,
mungkin mereka tidak peduli, terkejut, atau bangga melihat seorang disabilitas
bisa kuliah di UNJ. Dari BEM Fakultas Ilmu Pendidikan memiliki program yang
berhubungan dengan disabilitas, yakni Audiensi dan DIVA (Diskusi Civitas
Akademika) yang membahas issue
seputar aksesibilitas dan bentuk perlakuan buruk dari orang-orang sekitar
kampus dengan mahasiswa disabilitas.
Dalam pemenuhan pelayanan khusus bagi mahasiswa
disabilitas di Universitas Negeri Jakarta memang tidak sebagus Universitas
Pendidikan Indonesia (UPI), Universitas Brawijaya dan beberapa Universitas Inklusi lainnya. Akan
tetapi, dengan tidak meremehkan para disabilitas dalam hal akademik dan sosial,
memberikan pelayanan khusus dalam bidang akademik, dan memaksimalkan lagi aksesibilitas
sudah memberikan rasa nyaman kepada para mahasiswa disabilitas. Semua ini akan
terwujud dari kerjasama semua pihak yang berada di lingkungan kampus
Universitas Negeri jakarta.
Mahasiswa Pendidikan Luar Biasa
Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri jakarta